1. Kita semua mengetahui bahwa China adalah negara pemberi pinjaman yang dominan di dunia. Hingga marak istilah Diplomasi Jebakan Utang (Debt-Trap Diplomacy). pic.twitter.com/4nxIEugksr
3. Berdasarkan laporan South China Morning Post, utang China telah meroket hingga 300 persen dari GDP mereka. Nominalnya mencapai USD 40 triliun atau Rp558.000 triliun (USD 1 = Rp13.967).
4. Diketahui bahwa utang China semakin menumpuk karena pemerintahnya terus menerbitkan surat utang untuk meringankan ekonomi yang sedang melambat. Institute of International Finance (IIF) mencatat utang China hampir menyentuh 304 persen GDP mereka dalam tiga bulan pertama 2019.
5. Household debt (utang rumah tangga) di China juga melesat hingga 54 persen GDP dalam kuartal pertama tahun ini. Utang jenis itu merupakan milik masyarakat seperti cicilan rumah atau kartu kredit. pic.twitter.com/rcRvx7Liki
6. China sebenarnya sudah meluncurkan kampanye untuk mengurangi utang dan peminjaman berisiko di negaranya, namun langkah itu terhambat akibat perang dagang. pic.twitter.com/jkzNadnm9T
7. Analis menyebut usaha China melawan 'shadow banking', alias jalur peminjaman uang non-bank, juga akan berkurang karena pemerintahnya berupaya menambah stimulus kredit akibat dampak buruk dari perang dagang yang bertambah. pic.twitter.com/AE6LUUZ97M
9. China selama ini masih mengaku sebagai negara berkembang ketimbang negara maju. Ternyata, negara itu terkuak sebagai pemberi pinjaman alias kreditor terbesar di dunia. pic.twitter.com/N6xIXQUEcb
10. Menurut CNBC, kucuran utang dari China ke berbagai negara membengkak menjadi lebih dari USD 5 triliun atau Rp69.000 triliun (USD 1 = Rp13.921). Itu berdasarkan data periode 2000 dan 2017.
12. Secara keseluruhan, terdapat 2.000 pinjaman China kepada 152 negara pada tahun 1949-2017. Tercatat sejak tahun 2015 saja ada 50 negara berkembang yang terus menambah utang dari China termasuk Indonesia.
13. Negara yang lebih maju biasanya berutang ke China melalui surat utang negara (sovereign bonds). Sementara, negara berpenghasilan rendah biasa mendapat utang langsung dari BUMN China seperti China Development Bank dan Export-Import Bank of China. pic.twitter.com/PPMvJDShJ7
14. Selama ini China dikritik karena menggelontorkan utang lewat program Jalur Sutera Baru mereka. Foreign Policy dan berbagai pengamat kerap menyebutnya sebagai Diplomasi Utang (debt diplomacy). pic.twitter.com/7RhG1dQFJg
15. Masalah lain dari utang China adalah negara itu tidak transparan dalam pelaporan utang. Utang tersembunyi ini memberi dampak berat bagi negara seperti Venezuela, Iran, dan Zimbabwe. pic.twitter.com/NJUGzMq5Tv
16. Meski bunga utang dari China lebih kecil, mereka memiliki tempo pembayaran yang lebih singkat. China pun siap menerima pembayaran dari sumber daya negara itu seperti minyak dll.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? pic.twitter.com/Cegf7s4MBQ
17. Beberapa tahun lalu, Sri Lanka harus rela menyerahkan pelabuhannya karena masalah utang ke China. Akibatnya, Diplomasi Utang China juga mendapat julukan Diplomasi Jebakan Utang (debt-trap diplomacy). pic.twitter.com/KoG5leU3Wn
Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Mari bergabung http://www.BersamaGerindra.com wujudkan Indonesia yang bersih, kuat, aman dan berdikari.