
Dua pekan lagi thn 2018 akan berlalu.
Lalu peristiwa bisnis apa yg paling epik pd tahun 2018 ini?
Momen2 bisnis apa yang layak ditabalkan sebagai Business Moment of the Year 2018?
Mari kita napak-tilasi sejumlah kejadian bisnis paling dramatis pd 2018 ini.
(Thread)

Ada beragam peristiwan bisnis yang layak dikenang di sepanjang 2018 ini.
Dari beragam momen bisnis itu, terdapat 3 peristiwa bisnis yang epik dan layak dinominasikan sebagai Business Moment of the Year 2018.
Mari kita ulik satu demi satu.

Business Moment # 1 : Kejatuhan Rupiah yang Dramatis
Bulan Oktober 2018 layak disebut sebagai Black October, Oktober kelam - sebab di bulan itulah, nilai rupiah mengalami kejatuhan paling terdalam sepanjang 15 tahun terakhir, yakni nyungsep pada angka Rp 15.250.

Dibanding angka rupiah pada Juni 2013 (atau 5 thn lalu) yang berada pd nilai Rp 10.000 artinya rupiah telah kolaps sebanyak lebih dari 50% - sebuah kejatuhan yang terasa begitu perih.
Bayangkan gajimu dipotong 50%. Kamu pasti akan shock dan terkaing-kaing.

Kejatuhan rupiah terutama dipicu oleh defisit neraca perdagangan (impor kita lebih banyak dibanding ekspor) dan juga naiknya suku bunga FED (Suku
bunga acuan Bank Sentral Amerika).
Rupiah makin semaput jg gegara imbas perang dagang USA vs China.

Tak pelak kejatuhan rupiah hingga angka 15.000 dan masih belum juga pulih hingga saat ini, merupakan salah satu momen bisnis yang layak dikenang akan masih akan terus membayangi langkah kita ke depan.
#BusinessMomentofTheYear2018

Business Moment # 2 : Awan Gelap dalam Bisnis Low Cost Airline Akibat Kejatuhan Lion Air ......

Bulan Oktober kembali layak dikenang sebagai Black Month pada thn 2018 ini.
Persis pada tanggal 29 Oktober, pesawat Boeing 737 MAX Lion Air jatuh terempas di Laut Karawang, membuat 188 anak manusia harus pulang ke alam baka - meninggalkan sejuta duka dan air mata.

Safety Management sudah lama menjadi bayang2 suram bagi bisnis low cost airline, terutama bagi Lion Air.
Berbagai insiden kecil ttg safety terjadi pd maskapai sejuta umat ini.
Beragam insiden kecil ini adalah
simptom yang suatu saat pasti akan meledak menjadi fatal crash.

Jika Lion Air tidak melakukan perubahan operasional yang fundamental menyangkut aspek safety, maka kejadian pada Oktober Kelam itu bisa terjadi kembali.
Namun soal safety acap butuh biaya. Dan ini dilema bagi low cost airline yg serba harus hemat.

Bisnis low cost airline adalah bisnis yang sulit.
Pembelian pesawat baru spt Boeing 737 NG butuh waktu hingga 25 – 30 tahun untuk balik modal.
Sementara harga Avtur sangat fluktuatif dan sukar dikendalikan, padahal biaya BBM ini merupakan 40% dari biaya operasional airline.

Low cost airline memang sebuah bisnis yang scary, sulit dan melelahkan.
Sudah banyak low cost airline yang wafat. Adam Air. Batavia Air.
Mandala. Dan kini menyusul Sriwijaya Air yang
termehek-mehek keuangannya.

Apapun, peristiwa kejatuhan Lion Air pada 29 Oktober 2018 kembali memberikan noda hitam pekat dalam perjalanan sejarah transportasi airline di bumi
Nusantara.

Business Moment # 3 : Tokopedia Tembus Rp 100 Triliun
Valuasi terbaru Tokopedia ini baru terjadi Rabu lalu, yakni pada tgl 12 Desember 2018 saat mrka mendapatkan pendanaan ronde ketuju dari Softbank.
Jadi momen bisnis ini baru terjadi 3 hari lalu.

Dalam putaran funding yang ke 7 ini, Tokopedia kembali mendapatkan dana dari aliansi Alibaba dan Softbank sebanyak Rp 15 triliun.
Dalam ronde pendanaan ke 7 ini, valuasi Tokopedia sudah dihargai senilai Rp 100 triliun – sebuah angka valuasi yang sangat epik dan super masif.

Angka valuasi Rp 100 triliun tentu saja bukan angka yang main-main.
Dengan valuasi segede ini, maka artinya value Tokopedia dinilai investor lebih tinggi dibanding raksasa bisnis seperti Mayora, Wings ataupun Group Indofood (yang valuenya hanya Rp 60 triliun).

Angka valuasi Rp 100 triliun barangkali adalah lambang keyakinan terhadap potensi ledakan Digital Economy di tanah air.
Valuasi terbaru 100 triliun Tokopedia ini mungkin juga semacam optimisme kuat bagi prospek pertumbuhan e-commerce Indonesia dalam 25 tahun ke depan.

Business Moment # 4 : Dilan dan Ledakan Bisnis Film Indonesia
Momen keempat ini anggaplah sebagai bonus tambahan....
Peristiwa larisnya film Dilan 1990 amat layak disebut sbg simbol booming bisnis film Indonesia di tahun ini.

Film Dilan dirilis Januari 2018 lalu, dan kemudian menjadi film terlaris
no 2 sepanjang sejarah dengan 6,3 juta penonton.

Jumlah total penonton film Indonesia di sepanjang 2018
sudah tembus angka 50 juta orang – pencapaian tertinggi sepanjang 50 tahun sejarah film Indonesia.
Sebuah pencapaian yang gokil nan epik.
Dilan punya kontribusi besar dalam pencapaian ini.

Tak pelak, sukses film Dilan merupakan catatan bisnis manis yang layak dikenang di sepanjang tahun 2018 ini.
Sukses Dilan dengan segera meningkatkan ekspektasi publik terhadap masa depan bisnis sinema di tanah air.
Semoga Dilan kuat menahan beban itu.

DEMIKIANLAH, empat momen bisnis yang paling layak dikenang di sepanjang tahun 2018 ini, yakni :
1. Kejatuhan Rupiah yg Muram
2. Terhempasnya Lion Air JT 610 dan Low Cost Airline
3. Tokopedia Menembus Rp 100 Triliun
4. Dilan dan Kebangkitan Bisnis Film Indonesia

Keempat momen bisnis diatas masing2 punya dampak panjang bagi lansekap bisnis masa depan di tanah air.
Lalu mana dari 4 momen diatas yang layak dipilih sebagai Business Moment of the Year 2018?

Berdasar sejumlah pertimbangan yg mungkin subyektif, admin memilih
Peristiwa Valuasi Tokopedia Tembus Rp 100 Triliun sebagai Business Moment of the Year 2018. pic.twitter.com/MazPPbNQr5
