
Hai tweeps.. Lama tak bersua. Mari kita kuliti Hari Tanoe dan Matinya Nalar Penegakan Hukum Demi Kepentingan Politik Jokowi

1. Sebagai seorang pengusaha sukses Hari Tanoe Sudibyo telah sukses memimpin MNC group menjadi media ternama

2. Namun karirnya di dunia politik berbanding terbalik dengan kesuksesannya memimpin MNC group

3. Tahun 2011 Hari Tanoe bergabung ke partai Nasdem yang merupakan partai besutan Surya Paloh dengan menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar dan merangkap sebagai Ketua Majelis Nasional

4. Hanya sekitar satu tahun bergabung Hari Tanoe memilih keluar dari Nasdem tepatnya pada januari 2013,

5. Setelah investasi besar-besaran yang dikeluarkannya kepada Nasdem Hari Tanoe terlibat perselisihan dengan Surya Paloh terkait posisi ketum Nasdem yang sebelumnya di jabat Rio Capella

6. Tidak perlu banyak waktu bagi Hari Tanoe dengan segera memutuskan bergabung ke Hanura dan langsung mendeklarasikan diri sebagai Cawapres pada pemilu 2014

7. Setelah pemilu selesai Hari Tanoe memutuskan keluar dari Hanura karena tidak setuju dengan arah politik Hanura yang mendukung Jokowi. Konon Hari Tanoe tidak setuju karena ada Nasdem dalam barisan pendukung Jokowi

8. Perang dingin MNC Group milik Hari Tanoe dengan Media Group milik Surya Paloh tidak terelakan, keduanya hanya menampilkan berita sisi buruk masing-masing. Keberhasilan Surya Paloh mendukung Jokowi berbuah manis dengan mendapatkan posisi jatah Jaksa Agung

9. Disinilah lagi-lagi Hari Tanoe menjadi korban dari Surya Paloh dalam kasus dugaan korupsi PT Mobile 8 Telecom yang diusut Kejagung. Hari Tanoe kini mendirikan partai sendiri yaitu Perindo dan masuk dalam partai yang lolos untuk mengikuti pemilu 2019

10. Sejak awal Perindo langsung mengarahkan dukungannya kepada Prabowo yang menjadi pesaing Jokowi, namun lagi-lagi akibat ulah dari Surya Paloh melalui Kejagung miliknya mampu menaklukan Hari Tanoe

11. Dari sekelumit kejadian diatas dapat dipastikan jika pemilik Media sekelas Hari Tanoe pada dasarnya telah di tekan oleh pemerintah agar memaksakan kehendaknya dengan mendukung Jokowi 2 periode

12. Apa mau dikata kekalahan dari Surya Paloh membuat Hari Tanoe terpaksa mendukung Jokowi demi kepentingan politiknya agar lolos dari jeratan hukum dan Perindo lolos pemilu 2019

13. Disinilah letak kepentingan politik mematikan nalar hukum, jika benar Hari Tanoe bersalah sejauh mana pengungkapannya namun setelah menyatakan bergabung dengan Jokowi kasus tersebut seperti hilang di telan bumi

14. Pertikaian antara Hari Tanoe dengan Surya Paloh dengan memanfaatkan media untuk menyerang kubu masing – masing adalah contoh kecil dimana media hanya dijadikan alat bagi kepentingan pemiliknya. Saat ini sejumlah pemilik Media sudah menyatakan dukungannya kepada Jokowi

15. Saat ini sejumlah pemilik Media sudah menyatakan dukungannya kepada Jokowi, jika dalam masa kampanye masih ditemukan adanya ketidakseimbangan dalam pemberitaan Capres-Cawapres 2019 adalah hal yang wajar

16. Sekali lagi Media hanya jadi alat bagi kepentingan pemiliknya bukan berpegang teguh pada UU Pers, untuk itu bijaklah dalam membaca berita, karena pencitraan yang dibalut media adalah tampilan paling sempurna

17. Jangan harap kampanye 2019 akan berjalan dengan adil, selain melawan petahana, popularitas pesaing pasti akan terus digerus melalui polesan media

18. Kunci dari semua ini adalah Media Sosial, meskipun saat ini sudah banyak pembatasan namun masyarakat bisa menyaksikan pemberitaan secara berimbang hanya melalui media sosial