
1) Sy menilai keterangan Pemerintah mengenai Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) RAPBN 2019 yg dibacakan oleh Menteri Keuangan dlm Rapat Paripurna DPR kmrn (18/5) terlalu datar dan kurang greget.

2) Padahal, kita saat ini sdg menghadapi ancaman terjadinya krisis ekonomi di depan mata malah sudah masuk tahap awal krisis.

3) Depresiasi nilai tukar rupiah, capital outflow, serta terus terkereknya harga minyak dunia, adalah contoh bbrp situasi terkini yg akan berdampak besar bagi perekonomian kita.

4) Pemerintah tak bisa terus-menerus menyalahkan faktor eksternal saat menghadapi kesulitan-kesulitan tadi. Dalih semacam itu menunjukkan pemerintah tak siap mengantisipasi terjadinya berbagai kemungkinan buruk ekonomi di masa depan.

5) Ketidakpastian kurs rupiah, misalnya, bukan hanya disebabkan faktor global, tapi jg karena fundamental ekonomi kita sejak lama bermasalah.

6) Defisit neraca perdagangan yg mencapai US$1,63 miliar pada April lalu, misalnya, yang merupakan angka terendah sejak tahun 2014, menunjukkan betapa keroposnya fundamental perekonomian kita.

7) Dalam catatan saya, sepanjang tahun 2018, hanya pd bulan Maret kemarin neraca perdagangan kita surplus.

8) Kita jg bisa melihat bhw pemerintah cukup lamban dlm memberi respon kebijakan moneter. Hal-hal semacam itu telah memperburuk situasi kita dlm menghadapi dinamika perekonomian global.

9) Perekonomian kita sebenarnya memiliki potensi yang besar. Meski fundamental ekonomi kita kurang kuat, namun daya tahan rakyat kita sebenarnya luar biasa. Jika potensi itu tdk bisa mencuat, itu terjadi krn salah kelola kebijakan.

10) Coba Anda bayangkan, selama triwulan pertama 2018, penerimaan remitansi dari para TKI kita mencapai US$2,63 miliar.

11) Sebagai catatan, total remitansi buruh migran Indonesia selama tahun 2017 mencapai US$8,78 miliar. Mereka adlh penyumbang devisa besar.

12) Berbeda dgn penerimaan devisa dari sejumlah komoditas ekspor, remitansi buruh migran ini hampir tak memiliki komponen impor sama sekali. Kenyataan ini mestinya membuat malu pemerintah.

13) Alih-alih berusaha memberikan perlindungan maksimal thdp tenaga kerja Indonesia, khususnya buruh migran, pemerintah malah kian memanjakan tenaga kerja asing melalui berbagai relaksasi aturan ketenagakerjaan.

14) Sungguh ironis. Buruh migran kita yang mendatangkan devisa miskin perlindungan, tapi buruh asing yang menyedot devisa malah terus-menerus dibela.

15) Kebijakan-kebijakan keliru semacam itulah yang telah melemahkan perekonomian kita selama ini. Jadi, bukan semata-mata karena faktor global.

16) Tingginya komponen impor dlm perekonomian kita telah membuat kenapa anjloknya nilai tukar rupiah tak membuat ekspor kita jadi lebih kompetitif.

17) Karena melambungnya nilai tukar dollar telah membuat biaya komponen impor juga jadi ikut melambung. Itu sebabnya neraca perdagangan kita defisit cukup besar.

18) Untuk memperbaiki itu, kita membutuhkan perbaikan struktur ekspor dan struktur industri, sehingga ketergantungan thdp ekspor komoditas dan bahan baku serta barang modal impor dpt dikurangi.

19) Harusnya pemerintah menekan atau menseleksi impor, tapi malah cenderung boros membuka keran impor. Menjelang musim panen kemarin, misalnya, pemerintah tiba-tiba membuka keran impor 500 ribu ton beras.

20) Meskipun mendapatkan banyak protes, eh saat kini petani baru saja usai panen, pemerintah kembali mengimpor 500 ribu ton beras. Kebijakan-kebijakan aneh semacam itulah yg selama ini merusak fundamental perekonomian kita.

21) Dari pidato yang disampaikan Menteri Keuangan, sy jg melihat bhw pemerintah belum menunjukkan usaha keras untuk mengurangi ketimpangan ekonomi.

22) Mengingat pemerintah hanya menargetkan rasio gini tahun 2019 berada di kisaran 0,38 hingga 0,39 saja. Artinya, tidak berbeda jauh dgn angka rasio gini tiga tahun terakhir.

23) Memang, meskipun sedikit, dlm tiga tahun terakhir rasio gini kita cenderung turun. Namun, penurunan itu sy kira terjadi bukan krn membaiknya perekonomian rakyat kecil.

24) tapi lebih krn penurunan spending dari golongan kelas menengah kita, shgga kini gap-nya jadi lebih kecil. Artinya, turunnya angka rasio gini tadi tdk menunjukkan adanya perbaikan ekonomi.

25) Dalam pidatonya, Menteri Keuangan jg mengungkapkan desain APBN di tahun 2019 akan difokuskan untuk pengembangan sumber daya manusia. Ini terdengar bagus, tapi dgn catatan jika dilakukan tiga atau empat tahun lalu.