








Di Kompasiana, review tentang kalimat-kalimat thoyyibah yang diucapkan penjahat juga disampaikan Windi Ningsih di artikel berjudul "Film Naura dan Genk Juara, Sentimen Agama sampai Penjahat Psikopat!"
Hal paling saya soroti dalam film ini, sama seperti yang disoroti oleh akun seorang bunda bernama Maya, adalah tendensius beragama!
...
Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa membuat film ini bukan sehari dua hari selesai, ada proses panjang di sana, kan! Mulai dari pembuatan naskah, skenario, meeting sana sini untuk mematangkan ceritanya, alurnya, skenarionya. GA MUNGKIN BISA SLEBOR memasukan SENTIMEN AGAMA, kecuali memang ADA AGENDA TERTENTU!!!
Islam dicitrakan sebagai penjahat berjenggot, yang meski menteriakan takbir, sering istighfar, namun kelakuan bejat, bahkan di film dinamai trio licik!
Apa susahnya memasukan kata-kata lain untuk dijadikan gimmick? KURANG IDE?!
- Belajarlah pada Miles dan timnya yang dengan kreatif membuat kata2 macam 'Trembelane' sebagai kata2 khas tokoh Kertaradjasa si penjahat!*
Pengakuan lain yang dari netizen yang mengaku menonton Naura dan Genk Juara















