
1. Berikut adlh kultwitku ttg "Takbir Keliling, Perlukah Dilarang? Telaah Berdasar Prinsip 'Maslahat- Mudarat' dalam Islam."

(2) Takbir keliling mrpkn tradisi khas muslim RI dlm menyambut idul fitri. Karnaval rasa syukur dan syiar. Pd dasarnya bagus, jg asyik.

3. Memang takbir keliling tak ada pada masa Nabi, tp tak lantas bertentangan dgn sunnah. Itu ekspresi kultural, bukan penambahan ritual.

4. Ekspresi kultural masy muslim dlm amalkan Islam justru kreatif. Krn masy muslim beragam, ekspresinya pun beragam. Wajah islam jd kaya.

5. Takbir keliling, jg halal bi halal, pada dasarnya adlh suatu kebajikan Islami. Ga termasuk ajaran Islam, tp bersumber darinya.

6. Kalo memang takbir keliling adlh suatu maslahat, apakah ia mutlak sbg suatu kemalsahatan, sehingga sama sekali tak boleh dilarang?

7. Apakah suatu kemalshatan juga berlaku mutlak di segala masa dan tempat? Bgmn kalo di suatu tempat ia justru datangkan mudarat?

8. Dlm menyikapi takbir keliling, pertaanyaan yg berporos pd kalkulasi maslahat-mudarat itulah yg harusnya kita ajukan. Kenapa?

9. Mnrt hukum Islam, kalkulasi manfaat-mudaratlah yg dipake utk menilai amalan2 di luar ibadah murni, kek ranah sosial, politik, budaya.

10. Patokan utamanya: tujuan utamanya adlh tercapainya kemaslahatan publik. Dan pemerintah berkewajiban menjaga dan mewujudkannya. Tapi..

11. Tapi, apabila amalan tsb diyakini menimbulkan mudarat, maka mencegah mudarat harus didahulukan ketimbang meraih maslahat.

12. Dan apabila terdapat dua atau lebih kemudaratan dari suatu tindakan, maka yg harus dipilih adlh tindakan yg mudaratnya paling kecil.

13. Knp menghindari mudarat harus diutamakan ketimbang meraih maslahat? krn menghindari mudarat pada prinsipnya adalh suatu kemaslahatan.

14. Dan krn tugas pemerintah adlh mewujudkan kemaslahatan publik, wajib baginya utk mendahulukan "menghindari mudarat."

15. Kalkulasi manfaat-mudarat inilah yg mestinya diutamakan dlm menyikapi takbir keliling, krn justru kalkulasi itulah yg syar'i.

16. Sayangnya, kontroversi larangan takbir keliling ini justru diwarnai oleh dua distorsi: pelabelan sektarian dan politisasi.

17. Yg melarang takbir keliling serta merta dicap anti takbir, yg berrati dianggap anti islam. Terus dikaitkan, lagi2, dgn Ahok.

18. Contoh distoris yg akut: @DPP_FPI men-spin isu larangan takbir keliling, seakan2 itu anti muslim, anti islam. pic.twitter.com/49MQ1UYAHU


19. Anehnya (ga aneh sih), @DPP_FPI dan pendukungnya mingkem thd Aher dan Nurmahmudi: pic.twitter.com/fGoYnXd4rC



20. @dpp_fpi juga mingkem ttg ini >> Pemkot Depok Larang Konvoi Takbir Keliling via @okezonenews okz.me/TNlw

21. @DPP_FPI udah baca ini? >> Ahok Izinkan Takbiran Keliling Jakarta, Asal... news.liputan6.com/read/2268960/a…

22. @DPP_FPI juga ga koar2 thd larangan takbir di tempat lain... Via @JokoHQ pic.twitter.com/MZlwekXgNz


23. @DPP_FPI kok gak nyerang MUI? >> MUI tak Persoalkan Larangan Takbir Keliling Jakarta- republika.co.id/r/o9mwxy365