
Nampaknya ada upaya sistematis dr pihak2 tertentu utk mengaburkan fakta dlm tragedi pembakaran masjid dan properti milik muslim di #Tolikara

1. Tragedi penyerangan thd umat Islam yg sdg shalat Ied di Karubaga, Tolikara telah memicu perang opini di media massa & media sosial.

2. Perang opini itu dipicu adanya upaya yg nampaknya sistematis untuk mengaburkan fakta dan substansi kejadian dalam insiden di Tolikara.

3. Upaya pengaburan fakta dlm tragedi penyerangan umat Islam di Tolikara 17 Juli 2015 tsb dilakukan dgn mengandalkan corong media2 tertentu.

4. Kita tentu sdh paham media2 mana saja yg digunakan utk mengaburkan fakta dan memelintir opini terkait tragedi shalat Ied di Tolikara.

5. Mereka adalah media2 yg selama ini memang dikenal kurang "friendly" terhadap pihak2 yg menyuarakan kepentingan umat Islam.

6. Media2 itu selama ini memiliki track record yg kurang bersahabat dgn tokoh, ormas, atau partai politik Islam.

7. Celakanya, media2 itu adalah media2 besar yg paling banyak dibaca dan dilihat orang serta selalu mendominasi pemberitaan di negeri ini.

8. Sebagian media2 itu memang dimiliki oleh pihak non muslim, sebagian lagi dimiliki para pemilik modal dg segala kepentingan pragmatisnya.

9. Berbagai cara dilakukan media2 itu utk mengaburkan fakta dan membentuk opini yg berbeda dgn substansi peristiwa yg terjadi di Tolikara.

10. Mati kita lihat contoh "modus" yg dilakukan sebagian media2 itu yg terindikasi melakukan pengaburan fakta & pembelokan opini. #Tolikara

11. Ini strategi "playing victims" yg dilakukan @tempodotco & islamtoleran.com utk mengaburkan fakta yg terjadi pic.twitter.com/rk6k5Zplid



12. Para penyerang yg merupakan para pemuda GIDI itu diposisikan media2 itu seolah2 sbg "korban" tragedi #Tolikara pic.twitter.com/MF9wdGhtPF



13. Padahal tertembaknya para penyerang itu hanyalah merupakan ekses dari tindakan anarkhis mereka melempari jamaah yg sedang shalat Ied.

14. Dan tertembaknya orang2 itu karena mereka tdk mengindahkan peringatan yg diberikan aparat (sesuai SOP). Tdk mgkn aparat menembak duluan.

15. Yg mestinya ditonjolkan media2 itu sbg korban insiden itu adalah mereka yg sedang shalat tiba2 dilempari batu oleh para pemuda GIDI.

16. Juga mereka2 umat Islam yg tiba2 jatuh miskin karena harta bendanya ludes terbakar shg hanya menyisakan baju yg melekat di badan.

17. Sehingga mereka ketakutan dan terpaksa mengungsi dg tanpa membawa apapun krn semua hartanya ludes dibakar para pemuda GIDI yg menyerang.

18. Usaha mereka mengumpulkan rezeki selama bertahun2 demi membangun kehidupan yg layak tiba2 dalam sekejap lenyap dibakar para penyerang.

19. Namun oleh @tempodotco & islamtoleran.com fakta2 itu dibalik sedemikian rupa. Justru pelaku intoleransi diposisikan sbg korban.

20. Sedangkan mereka warga muslim Tolikara yg jelas2 sbg sasaran kekerasan seakan2 diposisikan bukan sbg korban. pic.twitter.com/bWvbLelngZ



21. Sebanyak 153 muslim yg kehilangan 38 rumah & 63 kios yg jd sumber penghidupan mereka itulah korban sebenarnya dr anarkhisme pemuda2 GIDI

22. "Modus" berikutnya yg dilakukan media2 itu adalah seolah2 sbg "jubir" pihak GIDI tanpa mengutip informasi pembanding dari pihak korban.

23. Pembelaan diri pihak GIDI dan PGLII (organisasi yg menaungi GIDI) oleh media2 itu ditampilkan seolah2 sbg FAKTA tanpa info pembanding.

24. Sebagai pihak "tertuduh" dlm kasus #Tolikara ini sdh barang tentu GIDI akan membela diri sedemikian rupa agar namanya terselamatkan.